Selasa, 17 Februari 2009

300: blessing impossible mission

Entah sebuah kebetulan atau bukan, angka keramat '300' yang tengah saya hadapi saat ini hampir mirip dengan film '300' yang rekan sekalian mungkin pernah tonton. Bedanya, jika dalam film tersebut angka 300 merupakan jumlah pasukan Spartan harus menghadapi 10.000 penguasa dari Timur yang anarki, maka saya justru harus menghadapi angka '300' sebagai target marketing yang harus saya capai.

Persamaannya? Keduanya adalah 'mission impossible' bagi saya...

Dalam film '300' tersebut, raja Leonidas dari Spartan harus berhadapan dengan penguasa lalim dari Persia yang memimpin lebih dari 10.000 pasukan (mulai dari pasukan guajah hingga pasukan yang uaneh-uaneh bin ajaib). Meniru istilah srimulat: 'hil yang mustahal...'

Mungkin saya bukan ahli kalkulasi dan pakar prediksi yang mampu menampilkan angka '300' sebagai angka rasional perolehan target. Target existing saat ini adalah 224. Itu berarti saya dan rekan tim lain harus mencapai sisa 76 dalam waktu kurang dari 12 hari terhitung dari hari ini. Kalkulasi dan prediksi orang pintar begini: jika mengerahkan seluruh staff yang berjumlah 300 orang dan masing2 membawa 2 lead saja, maka akan diperoleh setidaknya 600 lead untuk diclosing. Thanks God for MLM system :-( Angka tersebut menjadi fantastis jika ditambah dengan melibatkan siswa dan juga mengadakan exhibition, menyebar flyer atau brand activition lain. Jika dengan lead 1600, maka closing 76 (itu berarti 8 orang perhari) itu perkara mudah...

Namun nyatanya bisnis pendidikan bukan perkara menjual kecap atau chiki. Pak Guru saya berujar, ada banyak variable yang turut menentukan di sana: mutu pendidikan, kualitas guru, fasilitas, good service, sistem yang konsisten serta masih banyak lagi. Dan repotnya, variable2 tersebut di luar kekuasaan kami. Ibarat bajaj, 'hanya sopir bajaj dan Tuhan saja yang tahu ke mana bajaj berbelok' :-) Jika membandingkan real gross tahun lalu ditambah dengan untouchable variable plus equivalen krismon saat ini, ya, angka 300 alias 6 orang closing per hari adalah mission impossible bagi saya...

Namun, meski tahu pasukannya akan kalah (dan bahkan mati), toh King Leonidas tetap maju perang. Keyakinannya cuma satu: kematiannya akan memberi makna bagi bangsanya, Yunani. Setidaknya untuk anak-istrinya. Dan meski tidak sehebat King Leonidas, kami pun memutuskan untuk 'berangkat perang' dan menghadapi 'angka 300' kami...

Kami berangkat perang bukan sebagai marketer yang takut pada 'target yang tidak tercapai'. Atau pegawai yang takut di PHK lantaran tidak menjalankan tugas atasan. Sejak awal kami menyadari bahwa kami adalah 'orang pilihan' yang telah 'diatur Tuhan' untuk berkumpul sebagai 'satu tim' (BUKAN KEBETULAN). "Penasehat spritual" kami juga pernah memberi wejangan: seperti Musa dan Yosua, dibelakang kami ada banyak orang yang menjadi tanggungjawab kami: mulai dari murid, guru, orangtua murid, staff hingga ke OB (dan jumlahnya kian berlipat jika dikalikan dengan keluarga mereka di rumah). Kami sadar bahwa KAMI ADALAH ORANG PILIHAN-NYA dan kami ingin memberi berkat bagi mereka dan bagi keluarga kami, lewat "Salib Way" (bukan hanya Honda Way atau Toyota Way) yang kini kami pikul.

Kami tidak tahu apakah nantinya kami akan menang perang atau malahan tewas dalam pertempuran. Tapi kami punya keyakinan: TUHAN ADA DIBELAKANG KAMI. Berapapun 'angka' yang akan Tuhan berikan, Tuhan tahu itu kami peroleh dari: keringat kami, kecape'an kami, masuk angin kami, pulang malam kami, sakit maag kami atau dari pertengkaran dengan suami/istri kami lantaran mengorbankan waktu keluarga kami...Dan, kami tidak akan menyesal, berapapun hasil pertempuran kami. Rambo bilang: die for something better than life for nothing...(Jaka sembung bawa golok...) :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar